Tiga kelas bergengsi ia sikat, yang lain nggak diberi nafas bro. Yakni, Bebek 200 cc, Ninja Rangka Standar dan Ninja Tune-Up. “Performa motor tiga kelas tadi, lagi T-O-P B-G-T. Ninja tune up-nya, baru kali ini bisa 07.270 detik,” jujur Batank dengan senyum lebar jelang rehat event Jateng sebulan ke depan. Panjang tuh...
Batank yang asli Semarang ini di Bebek 200 Cc dengan FU Solo tercepat dengan 07.572 detik.
Itu catatan konsisten yang selalu ia cetak. Rekor atas namanya sendiri
dengan motor ini adalah 7.521 detik. Memang sih baru lalu dipersingkat
jadi 7.3 sekian-sekian oleh Honda Sonic. Tapi, Batank ada kebagaan
sendiri karena Sonic bukan atas karya mekanik Indonesia, itu motor beli
jadi dari Thailand. Sedang FU Solo ya asli Solo. Ingat ya bukan
Solowesi...
Batank juga dengan Ninja
standar milik CBM Rosemary 03 Jogja tak terkalahkan dengan catatan
07.593 detik. Awalnya, Ninja ini diprediksi bersaing ketat dengan Ninja
Taufik Omponk. “Bukan mas, bukan yang ini dua kali podium di Pertamina
Drag Bike, aku punya dua standar,” jawab Omponk buru-buru mengkonfirmasi biar tak malu, hehehe.
Pamungkasnya adalah kelas sport 2-tak tune-up s/d 155 cc. Di Magelang lalu, posisi kedua di bawah Eko Chodox dengan Ninja Yusron. Absenya Chodox, ya tetap menjanjikan kelas ini bikin best time. Apalagi sejak FFA kerap dibatalkan karena tak memenuhi kuota. Jadinya Ninja Tune Up yang jadi favorit selain Bebek 200 cc.
Batank kali ini mengendara Ninja Tune Up milik Takens Haji Luthfi Sanjaya B-Pazz, Jogja. Spek Ninja ini punya silinder PDK yang bikin arus masuk-keluar bersama pemampatan bahan bakar jaminan mutu. Belum lagi dibantu karbu PWK Air Strike 38 mm. Sedang membran penentu kecepatan dan kompresi primer ditunjang V-Force 3. "Settingan
motornya kita sebut liar, nakal, brutal. Ya, motor ini pas dinaiki Dwi
Batank yang punya karakter seperti itu, power memang diumbar. Hasilnya catatan 7.2 detik itu,” Yuda Sanjaya alias Kemo, mekanik Ninja Dwi Batank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar