Rainbow Pinwheel - Link Select

Jumat, 19 Februari 2016

Ninja Tune Up 155 cc yang dapat 7.2 detik dipacu Dwi Batank


ManiakMotor - Disaksikkan langsung istri dan anak, pasti mereka  tersayang bagi Dwi Batank, ia boleh disebut  bintang di event Deandless Drag Bike (DDB) 2013 ini. Batank mengebut gagah berani di 201 meter sirkuit Jln. Deandeless, Purworejo, Jateng (5/5).
Tiga kelas bergengsi ia sikat, yang lain nggak diberi nafas bro. Yakni, Bebek 200 cc, Ninja Rangka Standar dan Ninja Tune-Up. “Performa motor tiga kelas tadi, lagi T-O-P B-G-T. Ninja tune up-nya, baru kali ini bisa  07.270 detik,” jujur Batank dengan senyum lebar jelang rehat event Jateng sebulan ke depan. Panjang tuh...
Batank yang asli Semarang ini di Bebek 200 Cc dengan FU Solo tercepat dengan 07.572 detik. Itu catatan konsisten yang selalu ia cetak. Rekor atas namanya sendiri dengan motor ini adalah 7.521 detik. Memang sih baru lalu dipersingkat jadi 7.3 sekian-sekian oleh Honda Sonic. Tapi, Batank ada kebagaan sendiri karena Sonic bukan atas karya mekanik Indonesia, itu motor beli jadi dari Thailand. Sedang FU Solo ya asli Solo. Ingat ya bukan Solowesi... 
Ia sengaja start pertama dari 16 starter di final, biar tak terpengaruh dengan catatan waktu peserta lain. Apalagi dia tahu Jupie Pele bermasalah di eevent ini. Kok masalah melulu ya. “Kan saya lihat Jupi-nya masih bongkar-bongkar karbu  di waiting zone,” jelas Batank dan faktanya Jupi Pele hanya ke-3 dan FU Solo di depan.
Batank juga dengan Ninja standar milik CBM Rosemary 03 Jogja tak terkalahkan dengan catatan 07.593 detik. Awalnya, Ninja ini diprediksi bersaing ketat dengan Ninja Taufik Omponk. “Bukan mas, bukan yang ini dua kali podium di Pertamina Drag Bike, aku punya dua standar,” jawab Omponk buru-buru mengkonfirmasi biar tak malu, hehehe.
Ninja dipacu Batank ini memang menjanjikan dalam ilmu korek 2-tak. Kata mekaniknya kompresi bisa  7,8:1, ya ile. Itu tinggi sekali untuk ukuran 2-tak yang dikorek-korek. Pencapaian kompresi seperti itu harus riset  setahap demi setahap. Sayang mekaniknya tidak memberi tahu waktu pengapian dan tinggi lubang buang yang memengaruhi  perbandingan kompresi. “Kan buret head 13,5 cc. Itu saja yang saya bocorkan,” bilang Oky Akira juru korek Ninja tersebut.
Pamungkasnya adalah kelas sport 2-tak tune-up s/d  155 cc. Di Magelang lalu, posisi kedua di bawah Eko Chodox dengan Ninja Yusron.  Absenya Chodox, ya tetap menjanjikan kelas ini bikin best time.  Apalagi sejak FFA kerap dibatalkan karena  tak memenuhi kuota. Jadinya Ninja Tune Up yang jadi favorit selain Bebek 200 cc.
Batank kali ini mengendara Ninja Tune Up milik Takens Haji Luthfi Sanjaya B-Pazz, Jogja.  Spek Ninja ini punya silinder PDK yang bikin arus masuk-keluar bersama pemampatan bahan bakar jaminan mutu. Belum lagi dibantu karbu PWK Air Strike 38 mm. Sedang membran penentu kecepatan dan kompresi primer ditunjang V-Force 3. "Settingan motornya kita sebut liar, nakal, brutal. Ya, motor ini pas dinaiki Dwi Batank yang punya karakter seperti itu, power memang diumbar. Hasilnya catatan 7.2 detik itu,” Yuda Sanjaya alias Kemo, mekanik Ninja Dwi Batank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar